Gambaran Asupan Gizi Anak Balita Stunting di Poli Konseling Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Main Article Content
Abstract
Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena kurangnya asupan makanan dalam jangka panjang. Anak dikatakan stunting apabila status gizi berdasarkan TB/U berada pada z-score ≤-2SD. Prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih tinggi pada anak usia 6-59 bulan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka stunting di Indonesia 21,6 persen. Prevalensi stunting di Jawa Barat berdasarkan SSGI adalah 20,2 persen. Berdasarkan data laporan pelayanan
asuhan gizi rawat jalan yang dilakukan oleh Dietesien di Poli Konseling Gizi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari-Desember 2022 menunjukkan angka stunting 72 orang (46%) dari 155 pasien anak balita. Berbagai faktor yang mempengaruhi stunting pada anak diantaranya asupan zat gizi baik makro maupun mikro. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan gizi anak balita stunting di Poli Konseling Gizi. Cara pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung terhadap semua pasien anak balita stunting. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif terdiri dari frekuensi dan prosentase dan mentabulasi data yang termasuk asupan gizi baik dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan subjek penelitian dengan asupan energi kurang 59 (82%), asupan protein kurang 62 (86.2%), asupan Fe kurang 53 (74%) sedangkan asupan vitamin A
baik 44 (61%). Berdasarkan penelitian sebelumnya, asupan zat gizi makro yang paling banyak mempengaruhi kejadian stunting adalah asupan protein sedangkan asupan zat gizi mikro adalah asupan Fe dan Vitamin A. Penelitian Mariyam pada anak usia dibawah 2 tahun, asupan zat gizi yang kurang dapat meningkatkan resiko terjadinya stunting 1,22 kali. Pemberian zat gizi yang adekuat pada anak sangat bermanfaat untuk menurunkan resiko terjadinya stunting.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Rahmadhita K. Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2020;11(1):225-9.
Asfiyatus S, Ratna KD.Peranan Protein hewani dalam Mencegah Stunting Pada Anak Balita. Jurnal Riset Science dan Teknologi.Vol. 6 N0.1 Maret 2022, 95-100
Hidayah N, Marwan M. Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menciptakan Generasi Milenial Sadar Gizi Yang Bebas Stunting Melalui Kegiatan 1000 HPK. J Community Engagem Heal. 2020;3(1):86–93.
Rohayati R, Aprina A. Pengaruh Penyuluhan Partisipatif untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Penerapan Gizi Seimbang dalam Penanggulangan Stunting. J Kesehat. 2021;12(2):287.
Hikmatul K, Ismarwati I.Faktor Kejadian Stunting Pada Balita : Systemic Review.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. DOI : https://doi.org/10.33221/jikm.v12i01.1844
Ruswati, Andhini WL, Diendha KP, dkk.Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak.Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat:Pengmaskesmas Vol.1,No.2, Suplemen Desember 2021, Hal 34-38.DOI:doi.org/10.31849/pengmaskesmas.V1.i2/5747
Muhammad NAAS. Penyakit Infeksi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Status Gizi Kurang Berdasarkan Bb/U Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Sepenggal. Kementeri PPN/Bappenas. 2018;7(1):66.
Kemenkes RI. Buletin Stunting. Kementeri Kesehat RI. 2018;301(5):1163–78.
Tria Astika, Permatasari.Pengaruh Pola Asuh Pemberian Makan Terhadap kejadian Stunting Pada Balita.Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1.4 (2), 3 - 11. https://doi.org/10.24893/jkma.v14i2.527
Sri Hasanah, Masmuri, Aryanto Purnomo. Hubungan Pemberian ASI dan MP-ASI dengan Kejadian Stunting Pada Baduta (Balita Bawah 2 Tahun) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam, Jurnal 2020
11 Ulul Azmy, Luki Mundiastuti. Konsumsi Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non-Stunting di Kabupaten Bangkalan. Amerta Nutr (2018) 292-298