Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisa di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Abstract

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) pada tahun 2018 terdapat 3,8 persen. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2013 yang hanya 2,0 persen. Terapi pengganti yang paling banyak dilakukan oleh pasien Gagal Ginjal Kronik di Indonesia adalah Hemodialisa. Hemodialisa yang dilakukan oleh pasien Gagal Ginjal Kronik dapat menyebabkan kehilangan zat gizi, seperti protein, sehingga protein yang diberikan harus tinggi sebagai kompensasi. Tujuan: Diketahuinya hubungan asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat) dengan status gizi pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa di RS Panti Rapih. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik dan perhitungan sampel consecutive sampling dengan subjek 50 pasien. Penelitian ini menggunakan form recall 24 jam dan Semi-Food Frequency Questionnaire (sFFQ) dengan buku foto makanan. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian ini 30 persen pasien GGK memiliki status gizi tidak baik, 70 persen pasien GGK dengan asupan energi tidak baik, 58 persen asupan protein tidak baik, 60 persen asupan lemak tidak baik, dan 72 persen asupan KH tidak baik. Hasil dari uji statistik bivariat menunjukan nilai p<0,05 pada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p=0,0254), asupan protein dengan status gizi (p=0,039), asupan lemak dengan status gizi (p=0,012), asupan KH dengan status gizi (p=0,043) di RS Panti Rapih. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan variabel asupan makan yaitu kalium, natrium dan cairan yang banyak menjadi masalah bagi pasien Hemodialisa.