Modifikasi Nugget Kelor Sebagai Makanan Lauk Anak dalam Pencegahan Stunting
Main Article Content
Abstract
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai di Indonesia. Stunting disebabkan beberapa faktor, salah satu penyebab langsungnya adalah kurangnya asupan makan. Energi, protein, lemak dan zat besi memiliki peran penting untuk stunting. Zat gizi tersebut bisa didapatkan dari bahan makanan yang mudah dijumpai, yaitu daun kelor. Pembuatan nugget dengan tambahan tepung daun kelor diharapkan dapat memiliki kandungan gizi tinggi sehingga dapat menjadi alternatif makanan lauk balita stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor terhadap daya terima nugget dan kandungan gizi pada formula terbaik berdasarkan uji organoleptik. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan melakukan penambahan tepung kelor pada nugget sebanyak 5 g, 10 g, dan 15 g yang kemudian dilakukan uji organoleptik pada 30 panelis tidak terlatih. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistic menggunakan analisa De Garmo. Formula terbaik Nugget ditentukan dengan melihat nilai rata-rata daya terima tertinggi secara keseluruhan. Berdasarkan analisa De Garmo, N2 merupakan formula nugget terbaik, yaitu dengan penambahan daun kelor 10 g. Kandungan gizi formula terbaik perporsi adalah E= 100,5kkal, P= 7,9 g, L= 6,1 g, Fe= 0,78 mg. Berdasarkan sisa makanan pasien anak pada formula terbaik dengan persentase sisa makanan yaitu 11,11 persen masih berada dalam kategori baik. Disimpulkan bahwa nugget daun kelor memiliki daya terima yg baik untuk pencegahan Stunting pada anak balita. Saran penelitian lebih lanjut dampak pemberian nugget daun Moringa terhadap pertumbuhan dan perkembangan status gizi anak.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Izwardy D. Studi Status Gizi Balita Terintegrasi Susenas 2019. Balitbangkes Kemenkes RI; 2020.
Azmy U, Mundiastuti L. Konsumsi Zat Gizi Pada Balita Stunting Dan Non-Stunting Di Kabupaten Bangkalan. Amerta Nutrition; 2(3): 292-298; 2018.
Sirajuddin Rauf S, Nursalim. Asupan Zat Besi Berkorelasi Dengan Kejadian Stunting Balita Di Kecamatan Maros Baru. Gizi Indonesia; 43(2): 109–118; 2020.
Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi; 2018.
Dewi E K, Nindya T S. Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi Dan Seng Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 6-23 Bulan. Amerta Nutrition; 1(4): 361-368; 2017.
Bey H. All Things Moringa. [online]. 2010 [cited 2023 May 25]. Available from : www.allthingsmoringa.com
Maghfirah, Abdullah. Kualitas Fisik Nugget Ayam Pada Jenis Dan Level Penambahan Pasta Tomat, Skripsi, Fakultas Peternakan. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2017.
Afrisanti. Produk Makanan Nugget. Surabaya : Agro Media; 2010.
Muliawati D, Sulistyawati N. Pemberian Ekstrak Moringa Oleifera Sebagai Upaya Preventif Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Kesehatan Madani Medika; 10(2): 123-131; 2019.
Juhartini. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Biskuit dan Bahan Makanan Campuran Kelor terhadap Berat Badan dan Tinggi Badan pada Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumpang Kota Ternate Tahun 2015. Jurnal Kesehatan; 8(1): 1–8; 2015.
Mazidah Y F, Kusumaningrum I, Safitri D E. Penggunaan Tepung Daun Kelor pada Pembuatan Crackers Sumber Kalsium. ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan); 3(2): 67-79; 2018.
Hardinsyah M, Supariasa I D N. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2016.
AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.